WHAT'S NEW?
Loading...

Translate

CARA PRAKTIS EKSPOR BISNIS EKSPOR (BAGIAN 4)

Ketika container sampai di pelabuhan, lalu diturunkan dari kapal, maka pelabuhan memberikan tenggang waktu bagi container tersebut untuk 'duduk manis' selama 5 hari.



Jika lebih dari 5 hari tuh kontainer gak pindah, maka ada biaya yang harus dibayar (demurage).
Maka kamipun sedikit panik ketika sudah hari ke-6 dan pihak EMKL belum ada solusi untuk mengangkut arang tersebut ke Saudi.

Hari ke-7, ke-8, ke-9....sampai hari ke 20 belum ada kabar baik. Waduh...argo demurage nya jalan terus 😭

Kami gak bisa apa-apa selain nunggu info dari EMKL. Kami yakin bahwa sebetulnya ada kapal yang mau angkut, cuman belum ketemu aja. Karena faktanya yang ekspor arang banyak tuh. Berarti kan aslinya bisa.


Selain stres memikirkan solusi pengangkutan, kami juga stres karena ditanyain terus sama buyer.
Wajar sih..si buyer mungkin takut ditipu. Dikira kita sengaja mundur-mundur, cari-cari alasan, lalu kabur...


Saya bisa ngerti. Kita aja kalo pesen barang di satu olshop terus gak kunjung dikirim kan ya mikirnya macem-macem kan ya? Apalagi ini, jumlah besar.


Alhamdulillah...

Di hari ke 21 ada kabar baik dari EMKL. Katanya ada kapal yang mau angkut, tapi kasih syarat khusus. Diantaranya: kemasan harus sama, polos dan tertera label.


Blaisss...kembali pusing pala berbi 🤦‍♀️

Karung kemasan arang dari Banjarmasin kan gak seragam. Dah gitu ada tulisan-tulisan pula, lha wong karung bekas. Berarti kami harus re-packing sekitar 1000 karung. Belum labelnya!

Kalau labelnya dibuat dengan cara karungnya disablon, butuh waktu 1 minggu lagi nunggu sablonnya kelar. Kelamaan.

Mau di pillox, siapa yang terima order pillox 1000 karung? Dan katanya ntar hasilnya gak bagus.


Setelah putar otak, kami putuskan bikin label dengan MMT aja! Kan bisa sehari jadi tuh. Ntar MMT nya dipotong-potong, trus dijahit dikarung.

Ok. Problem solved 😊


Next problem: siapa yang mau ngerjain re-packing 1000 karung?? Nge-bongkar karung yang lama, masukin arang di karung baru, lalu dijahit bersama label MMT?? 🤔

Suami saya ikhtiar dengan cara bawa mobil ke Surabaya bersama 1000 karung putih polos, 1000 label, 1 mesin jahit karung, dan 3 orang tenaga pria. Rencana nya mereka ber-4 yang akan re-stuffing.

Apadaya, ternyata sampai sana gak ada tempat untuk re-stuffing 😖

Bongkar kontainer gak bisa sesukanya. Mau gelar-gelar pun harus ijin sama (perusahaan) yang lain dulu.


Pihak EMKL menyarankan agar menggunakan jasa kuli pelabuhan saja untuk re-stuffing. Akhirnya rombongan cuma naruh karung, label MMT dan mesin jahit, lalu balik ke Semarang.

***
Jika dihitung-hitung, hampir 1 bulan kontainer kami ngendon di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Ongkos yang harus dibayar ke EMKL mencapai 20 juta! Ckckck.... (harusnya dikisaran 5 juta-an. Bengkak karena ongkos demurage dan biaya kuli)

Dalam ekspor perdana ini bisa dibilang kami gak untung. Cuma dapet ilmu aja. Harga yang cukup mahal untuk sebuah pengalaman.hiks.

Yaa..masih mending enggak rugi 😁 'bakbuk' bahasa jawanya.

👉 Ini lho alasan kalo mengambil margin jangan tipis-tipis. Bukan kemaruk, bukaan. Kita musti mempertimbangkan faktor resiko juga.

Jujur, saya cukup shock dengan ekspor perdana ini. Terpikir untuk membujuk suami agar ganti bisnis...cari yang receh-receh aja lah, yang gak bikin spot jantung 😂

Tapi, Allah memberikan sinyal lain. Saya diperjalankan ke komunitas ekspor, dan lebih dalam lagi, terseret menuju luasnya bisnis arang.

Bersambung ..... 👉 Bagian 5 Klik 1X

By Martha Melliana 

0 comments:

Post a Comment